Jumat, 25 Februari 2011

Allah 'Azza wa Jalla Turun Ke Langit Dunia

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir.
Dia berfir rman,
"Siapa yang berdo'a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta
kepada-Ku, maka akan Aku berikan, dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku,
maka akan Aku ampuni.(H.R.Bukhari dan Muslim)

Hadits-nya Mutawatir
Hadits tentang nuzul-nya Allah tidak diragukan lagi keabsahannya. Seluruh ulama ahli hadits menshahihkannya,
tidak ada satupun dari mereka yang melemahkannya. Bahkan, para ulama ahli hadits menilai
bahwa derajat haditsnya mutawatir. Diantaranya:
1. Imam Abu Zur'ah berkata,Hadits-hadits tentang turunnya Allah ke langit dunia ini derajatnya mutawatir dari
Rasulullah, diriwayatkan oleh sejumlah sahabat Rasulullah. Hadits tersebut menurut
kami adalah shahih dan kuat.
2. Utsman bin Sa'id Ad-Darimi berkata,
Hadits nuzul diriwayatkan dari dua puluh tiga lebih sahabat Nabi.
3. Abdul Ghani Al-Maqdisi (berkata),
Telah mutawatir dan shahih hadits-hadits tentang turunnya Allah setiap hari ke langit
dunia. Maka wajib bagi kita untuk beriman dengannya, pasrah menerimanya, tidak
menentangnya, menjalankan tanpa takyif (menanyakan bagaimananya, seperti apa red.
vbaitullah) dan tamtsil (menyerupakan dengan makhluk) serta takwil (menyelewengkan
artinya) sehingga meniadakan hakekat turunnya Allah.
4. Imam Ibnu Abdil Barr (berkata),
Hadits ini adalah shahih sanadnya. Tidak ada perselisihan pendapat di kalangan ahli
hadits tentang keabsahannya.
Beliau juga berkata,
Hadits ini dinukil dari jalan-jalan yang mutawatir dan jalur yang banyak sekali dari orangorang
yang adil dari Nabi.
5. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawa 5/372 menegaskan bahwa hadits ini mutawatir
dan dinukil dari generasi ke generasi selanjutnya. Beliau juga berkata,

Hadits masyhur yang diriwayatkan oleh banyak sahabat.
6. Imam Adz-Dzahabi berkata,
Saya telah menulis hadits-hadits tentang nuzul (turunnya Allah) dalam sebuah kitab
khusus, derajat hadits-hadits-nya saya berani menetapkanya mutawatir.
7. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata,
Sesungguhnya turunnya Allah ke langit dunia telah dijelaskan dalam hadits-hadits mutawatir
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh kurang lebih
dua puluh delapan sahabat.
Demikian pula ditegaskan oleh Imam Ibnu Abdil Hadi,11 Al-Kattani,12 dan Al-Albani.13
Daftar Sahabat Periwayat Hadits
Hadits nuzul ini diriwayatkan dari sejumlah sahabat Nabi, di antaranya:
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq,
2. Ali bin Abi Thalib,
3. Abu Hurairah,
4. Jubair bin Muth'im,
5. Jabir bin Abdullah,
6. Abdullah bin Mas'ud,
7. Abu Sa'id Al-Khudri,
8. Amr bin 'Abasah,
9. Rifa'ah bin 'Arabah Al-Juhani,
10. Utsman bin Abi 'Ash Ats-Tsaqa ,
11. Abdul Hamid bin Salamah dari ayahnya, dari kakeknya,
12. Abu Darda',
13. Mu'adz bin Jabal,
14. Abu Tsa'labah Al-Khusyani,
15. 'Aisyah,
16. Abu Musa Al-Asy'ari,
17. Ummu Salamah,
18. Anas bin Malik,
19. Hudzaifah bin Yaman,
20. Laqith bin Amir Al-'Uqaili,
21. Abdullah bin Abbas,
22. Ubadah bin Shamith,
23. Asma' binti Yazid,
24. Abul Khaththab,
25. 'Auf bin Malik,
26. Abu Umamah Al-Bahili,
27. Tsauban,
28. Abu Haritsah,
29. Khaulah binti Hakim.
2 Syarah Hadits

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
Para salaf, para imam dan para ahli ilmu dan hadits telah bersepakat membenarkan dan
menerima hadits ini. Barangsiapa yang berkata seperti perkataan rasul, maka dia benar...
Dan Nabi mengucapkan hadits ini serta hadits-hadits semisalnya secara terang-terangan,
tidak mengkhususkan kepada sebagian atau menyembunyikan kepada sebagian lainnya. Demikian
pula para sahabat dan tabi'in, mereka menyampaikan dan meriwayatkan hadits ini dalam
berbagai majelis, baik umum maupun khusus.
Hadits ini juga dihimpun dalam kitab-kitab induk Islam yang dikaji dalam berbagai majelis,
baik umum maupun khusus, seperti Shahih Bukhari, Muslim, Muwaththa' Malik, Musnad
Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan semisalnya.
Namun barangsiapa yang memahami hadits ini atau hadits-hadits sejenisnya dengan pemahaman
yang Allah sucikan darinya, seperti menyerupakan-Nya dengan sifat makhluk, dan
menyifatinya dengan kekurangan, maka dia telah salah.

Oleh karena itu madzhab salaf meyakini dalam sifat ini dengan menetapkan sifat-sifat bagi
Allah dan tidak menyerupakannya dengan makhluk. Karena Allah disifati dengan sifat-sifat
yang terpuji dan suci dari penyerupaan dengan makhluk-Nya.
Imam Ibnu Abdil Hadi berkata,
Ketahuilah bahwa salafus shalih dan orang-orang yang meniti jalan mereka telah bersepakat
untuk menetapkan turunnya Allah setiap malam ke langit dunia. Demikian pula mereka bersepakat
menetapkan sifat datang dan semisalnya dari sifat-sifat yang telah ditetapkan dalam
Al-Qur'an dan hadits tanpa tahrif, ta'thil, takyif dan tamtsil. Dan tidak ada seorang ulama
salaf-pun yang mentakwil satupun darinya.
Adapun kaum Mu'tazilah dan Jahmiyah, mereka menolak dan tidak menerimanya. Dan
hadits Nuzul mutawatir dari Rasulullah.
Imam Al-Ajurri berkata,
Iman dengan ini wajib, tetapi tidak boleh bagi seorang muslim untuk bertanya, "Bagaimana
Allah turun?" Dan tidak ada yang mengingkari ini kecuali kelompok Mu'tazilah. Adapun ahli
haq, mereka mengatakan, "Beriman dengannya adalah wajib tanpa takyif (menanyakan bagaimananya,
seperti apa red. vbaitullah).", sebab telah shahih sejumlah hadits dari Rasulullah
bahwasanya Allah turun ke langit dunia setiap malam."
Orang-orang yang meriwayatkan hadits ini kepada kita, mereka pula yang telah meriwayatkan
hadits-hadits tentang hukum halal haram, shalat, zakat, puasa, haji dan jihad. Maka,
sebagaimana para ulama menerima semua itu, maka mereka juga menerima hadits-hadits ini.
Bahkan mereka menegaskan,
"Barangsiapa yang menolaknya maka dia adalah sesat dan keji."
Mereka waspada darinya dan memperingatkan umat dari penyimpangannya.
Imam Ibnu Khuzaimah berkata,
"Bab penyebutan hadits-hadits yang shahih sanad dan matan-nya. Para ulama Hijaz dan
Iraq meriwayatkan dari Nabi tentang turunnya Allah ke langit dunia setiap malam. Kita bersaksi
dengan persaksian seorang yang menetapkan dengan lisannya dan membenarkan dengan
hatinya penuh keyakinan terhadap hadits-hadits seputar turunnya Allah, tanpa membagaimanakan
sifatnya, sebab Nabi kita tidak menyifatkan (menerangkan bagaimananya red. vbaitullah)
kepada kita tentang sifat turunnya Allah ke langit dunia, tetapi hanya memberitakan
kepada kita bahwa Dia turun. Sedangkan Allah dan Nabi-Nya tidak mungkin lalai untuk
menjelaskan sesuatu yang dibutuhkan kaum muslimin dalam agama mereka.
"Maka kita membenarkan hadits-hadits ini yang berisi penetapan turunnya Allah tanpa
menyulitkan diri untuk membagaimanakan sifat turun-Nya, lantaran Nabi tidak pernah menerangkan
keada kita tentang sifat turunnya Allah."
Imam Ibnu Abdil Barr berkata,
Mayoritas imam Ahli Sunnah berpendapat bahwa Allah turun sebagaimana dikhabarkan
oleh Rasulullah, mereka membenarkan hadits ini dan tidak membagaimanakannya.

Tidak ada komentar: