Sabtu, 08 Januari 2011

Tuntutan Ibadah Praktis (Thaharah dan Shalat)


Tujuan penyampaian materi :
Agar peserta tarbiyah dapat melaksanakan thaharah dan shalat sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

A.    Thaharah
    Wudhu

1.    Berniat untuk berwudhu.
    Letak niat di dalam hati.
2.    Membaca basmalah.
3.    Mencuci kedua tangan
    Menuangkan air ke atas kedua tangan  dan mencucinya di luar bejana. Apabila tangan mengandung najis atau diragukan kesuciannya maka wajib mencucinya di luar bejana sebelum memasukkannya ke dalam bejana.
    Mencuci kedua tangan hingga ke pergelangan tangan.
    Mencuci sela-sela jari.
4.    Membersihkan mulut dan hidung
    Dengan cara berkumur-kumur, menghirup air ke dalam hidung lalu menghembuskannya kembali ke luar.
    Berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung dilakukan  secara bersamaan.
    Bersungguh-sungguh ketika menghirup air ke dalam hidung kecuali dalam keadaan berpuasa karena dikhawatirkan air masuk ke dalam kerongkongan.
5.    Mencuci muka
    Batas muka (wajah) : lebarnya antara kedua telinga dan panjangnya dari awal tempat tumbuhnya rambut hingga ke dagu.
    Jika kepala tidak memiliki rambut maka patokannya adalah tempat tumbuhnya rambut dalam keadaan normal atau ketika dia masih memiliki rambut.
    Janggut dibedakan antara yang lebat dan yang tipis. Janggut yang lebat adalah janggut yang tumbuh sedemikian sehingga kulit tempat tumbuhnya janggut tersebut tidak terlihat lagi, maka janggut yang seperti ini diusap permukaannya dan disela-selai dengan jari-jari tangan yang dibasahi dengan air. Adapun janggut yang tipis adalah janggut yang masih terlihat kulit tempat tumbuhnya janggut tersebut, maka janggut yang seperti ini harus dicuci dan air harus sampai ke kulit wajah tempat tumbuhnya janggut tersebut.
6.    Mencuci kedua tangan hingga ke siku.
7.    Mengusap kepala (bukan mencuci).
    Yaitu dengan membasahi kedua tangan dengan air lalu mengusapkannya ke kepala.
    Cara mengusap kepala yaitu dengan memperjalankan kedua telapak tangan yang telah dibasahi dengan air, dimulai dari bagian depan kepala hingga ke bagian belakang kepala kemudian dikembalikan lagi ke bagian depan (tempat memulai).
    Setelah kedua telapak tangan kembali ke tempat mulainya langsung mengusap kedua telinga tanpa mengambil air yang baru.
    Mengusap telinga dengan cara mengusap bagian dalam daun telinga dengan jari telunjuk dan bagian luar daun telinga dengan ibu jari.
8.    Mencuci kaki
    Mencuci kedua kaki hingga ke mata kaki.
9.    Untuk anggota tubuh yang berpasangan dimulai dengan mencuci bagian yang kanan kemudian bagian yang kiri.
10.    Anggota-anggota wudhu dapat dicuci sebanyak masing-masing  satu kali atau masing-masing dua kali atau masing-masing tiga kali dan inilah yang afdhal.



    Mandi Janabah

Sahnya mandi janabah adalah dengan membasahi seluruh tubuh dengan air. Adapun sunnahnya maka ada dua cara:

1.    Cara pertama :
    Mencuci kedua tangan
    Berwudhu secara sempurna sebagaimana wudhu untuk shalat
    Mencuci sela-sela rambut dengan jari-jari tangan sampai membasahi seluruh permukan kulit kepala.
    Menyiram air ke atas kepala tiga kali.
    Menyiram seluruh tubuh.

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata : Adalah Nabi  apabila beliau mandi janabah beliau mulai dengan  mencuci kedua tangannya kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, kemudian beliau memasukkan jari-jari beliau ke dalam air lalu mencuci sela-sela rambutnya hingga ke kulit kepala beliau kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepalanya tiga kali dengan tangan beliau kemudian beliau menyiramkan air ke seluruh permukaan kulit beliau . (HR. Bukhari)

2.    Cara kedua :
    Menuangkan air ke tangan dua atau tiga kali.
    Mencuci kemaluan.
    Menggosok tangan ke tanah atau ke tembok.
    Berkumur-kumur, menghirup air ke hidung dan menghembuskannya ke luar.
    Mencuci muka.
    Mencuci lengan .
    Menyiram air ke atas kepala.
    Menyiram air ke seluruh tubuh.
    Berpindah tempat kemudian mencuci kaki.
    Menyeka air dari tubuh dengan kedua tangan dan tidak dengan handuk (tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa memakai handuk terlarang).

عَنْ مَيْمُونَةَ قَالَتْ وَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءًا لِجَنَابَةٍ فَأَكْفَأَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ فَرْجَهُ ثُمَّ ضَرَبَ يَدَهُ بِالْأَرْضِ أَوْ الْحَائِطِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ ثُمَّ غَسَلَ جَسَدَهُ ثُمَّ تَنَحَّى فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ قَالَتْ فَأَتَيْتُهُ بِخِرْقَةٍ فَلَمْ يُرِدْهَا فَجَعَلَ يَنْفُضُ بِيَدِهِ . رواه البخاري ومسلم
Dari Maimunah  radhiyallahu 'anha dia berkata : Rasulullah  meletakkan air untuk mandi janabah lalu beliau menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya dua kali atau tiga kali, kemudian beliau mencuci kemaluan beliau, kemudian beliau menepukkan tangan beliau ke tanah atau ke tembok dua kali atau tiga kali, kemudian beliau berkumur-kumur dan menghirup air dan mencuci wajah beliau dan kedua lengan beliau kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepala beliau lalu menyiramkan air ke tubuh beliau, kemudian beliau minggir lalu beliau mencuci kedua kaki beliau. Berkata Maimunah : Lalu aku mengambilkan beliau kain (handuk) namun beliau tidak menginginkannya, lalu beliau mulai menyeka air dengan tangan beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)

    Tayammum

Tata cara tayammum :
    Menepukkan kedua telapak tangan ke atas tanah yang berdebu.
    Meniup kedua telapak tangan tangan yang telah ditepukkan ke tanah.
    Mengusap kedua telapak tangan ke wajah.
    Mengusap kedua telapak tangan hingga ke pergelangan.

عن عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال له َ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ. رواه البخارى و مسلم
Dari Ammar bin Yasir  bahwasanya Nabi  berkata kepadanya (tentang tayammum) : “Sesungguhnya cukup bagimu berbuat seperti ini,” lalu Nabi  menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah dan meniup keduanya kemudian beliau mengusap dengan kedua telapak tangannya itu wajah beliau dan kedua tangan beliau hingga pergelangan. (HR. Bukhari dan Muslim)

B.    Shalat

1.    Berniat (niat letaknya di dalam hati).
2.    Takbiratul ihram
    Mengucapkan Allahu Akbar.
    Mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu atau kedua telinga.
    Jari-jari tangan tidak direnggangkan dan tidak pula dirapatkan.
3.    Membaca doa iftitah
4.    Membaca surah Al Fatihah
    Dimulai dengan ta’awwudz karena surah Al Fatihah adalah bagian dari Al Quran.
    Membaca basmalah dengan siir (tidak mengeraskan suara) baik dalam shalat-shalat siir maupun dalam shalat-shalat jahar.
    Mengucapkan amin baik sebagai imam, ma’mum ataupun shalat sendiri.
5.    Membaca surah setelah Al Fatihah.
    Membaca surah setelah Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua adapun pada rakaat ketiga dan keempat hanya membaca Al Fatihah saja.
    Bacaan pada rakat pertama lebih panjang dari pada bacaan pada rakaat kedua.
6.    Ruku’
    Bertakbir ketika akan ruku’ sambil mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram.
    Meletakkan dan menggenggamkan kedua telapak tangan di kedua lutut dengan merenggangkan jari-jari tangan serta menjauhkan kedua siku dari sisi-sisi badan.
    Meratakan pungung.
    Tidak mengangkat kepala dan tidak pula menundukkannya.
    Thuma’ninah, yaitu berdiam dengan tenang pada satu posisi sebelum berpindah kepada posisi berikutnya.
    Membaca doa ruku’.
    Boleh membaca tasbih lebih dari 3X.
7.    Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
    Mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram sambil mengucapkan sami’allahu liman hamidah bagi imam dan orang yang shalat sendiri, adapun ma’mum maka cukup mengucapkan rabbana wa lakal hamdu jika imam membaca sami’allahu liman hamidah.
    Membaca doa i’tidal.
8.    Sujud
    Bersujud di atas tujuh tulang.
    Meletakkan kedua telapak tangan di atas tanah sejajar dengan kedua bahu.
    Mengangkat kedua siku (tidak merapatkan kedua siku di tanah) dan manjauhkannya dari lambung.
    Merapatkan jari-jari tangan dan menghadapkannya ke kiblat.
    Merapatkan sisi dalam kedua telapak kaki dan menghadapkan jari-jarinya ke kiblat.
    Tuma’ninah dalam sujud.
    Membaca doa sujud.
    Boleh membaca tasbih lebih dari tiga kali.

9.    Duduk diantara dua sujud
    Duduk iftirasy yaitu menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki yang kanan.
    Boleh juga dengan cara menegakkan kedua telapak kaki dan merapatkannya lalu duduk di atas tumit.
    Dilarang duduk uqbatusy syaithan, dan bentuknya ada dua :
    Merapatkan punggung telapak kaki ke lantai dan menduduki kedua tumit.
    Menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diantara keduanya di atas tanah dan meletakkan kedua tangannya di tanah.
    Meletakkan tangan kanan di atas paha kanan atau lutut kanan dan tangan kiri di atas paha kiri atau lutut kiri.
    Membaca doa duduk diantara dua sujud.
10.    Bangkit dari sujud
    Bangkit dari sujud sambil bertakbir.
    Duduk istirahat, yaitu duduk sejenak setelah bangkit dari sujud sebelum berdiri ke raka’at berikutnya.
    Dibolehkan langsung berdiri setelah bangun dari sujud menuju ke rakaat berikutnya. Sebagaimana atsar dari sahabat Ali, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Umar – dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan Al Albani –  bahwa mereka mereka langsung bangkit dalam shalat dan tidak duduk istirahat.
    Bertelekan di atas tanah ketika akan  berdiri menuju rakaat berikutnya dan disunnahkan dengan cara mengepalkan kedua telapak tangan.
11.    Tasyahhud awal
    Duduk tasyahhud awal dengan cara iftirasy yaitu menduduki kaki kiri dan menegakkan yang kanan.
    Membaca at-tahiyyat.
    Bershalawat kepada Rasulullah .
    Berisyarat dengan jari telunjuk sejak awal tasyahhud, ada beberapa cara yang disunnahkan :
    Berisyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk dan melipat jari-jari lainnya.
    Berisyarat dengan telunjuk, mempertemukan ujung jari tengah dengan ujung ibu jari sehingga membentuk lingkaran dan melipat jari manis dan jari kelingking.
    Menggerak-gerakkan telunjuk ketika bertasyahhud.
12.    Tasyahhud akhir
    Duduk tasyahhud akhir dengan cara tawarruk yaitu duduk meletakkan pantat di atas tanah sambil menyorong kaki kiri agak ke depan di bawah paha kanan dan menegakkan telapak kaki kanan.
    Membaca at-tahiyyat.
    Bershalawat kepada Rasulullah  .
    Berlindung dari empat perkara setelah bertasyahhud dan bershalawat atas nabi pada tasyahhud akhir.
    Membaca doa setelah berlindung dari empat perkara.
13.    Salam
    Memalingkan wajah ke kanan kemudian ke kiri hingga kelihatan pipi dari belakang.
    Lafazh salam ada dua macam :
    Mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” ke kanan dan ke kiri.
    Mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh” ke kanan dan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah” ke kiri.

Tidak ada komentar: